MANADO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memverifikasi kesiapan lima stasiun pendeteksi tsunami setelah fase kedua erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
Dipimpin oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kelima stasiun dilengkapi dengan peralatan teknologi canggih seperti Tide Gauge dan Automatik Weather System Maritim di wilayah Kepulauan Sangihe, Bitung, dan Kepulauan Siau Kabupaten Sitaro.
Kerjasama antara BMKG, Badan Informasi Geospasial, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan integrasi seluruh peralatan dalam Sistem Indonesia Tsunami Non Tektonik (InaTNT).
Meskipun pemantauan menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan pada muka air laut, penting bagi semua pihak untuk tetap waspada, mengingat sejarah letusan Gunung Ruang pada tahun 1871 yang mengakibatkan tsunami setinggi 25 meter dan menewaskan 400 orang.
PVMBG telah meningkatkan status Gunung Ruang menjadi level IV (Awas) setelah aktivitas vulkanologi meningkat, dengan mencatat tiga kali erupsi dalam periode pengamatan.
Evakuasi segera direkomendasikan bagi warga yang berada dalam radius enam hingga tujuh kilometer dari pusat kawah aktif, terutama yang tinggal di dekat kawasan pantai yang berpotensi terdampak oleh material erupsi dan potensi tsunami.