Asal Emas Monas

"Emas Monas: Cerita Asalnya dan Profil Penyumbang Utamanya"

avatar
Tim Redaksi NH
14 June, 2024 - 11:18
"Emas Monas: Cerita Asalnya dan Profil Penyumbang Utamanya"
Monumen Nasional (Monas)
News Hive Indonesia hadir di WhatsApp Channel! Ikuti sekarang untuk update berita terbaru.

"Emas Monas: Cerita Asalnya dan Profil Penyumbang Utamanya"

Monumen Nasional (Monas), landmark terkenal di Jakarta, menarik perhatian banyak wisatawan. Salah satu hal yang mencolok dari Monas adalah lapisan emas di bagian atasnya. Tetapi, dari mana sebenarnya emas tersebut berasal?

Emas yang melapisi Monas diperoleh dari sebuah desa di Provinsi Bengkulu. Yang menarik, penyumbang terbesar emas tersebut berasal dari Aceh.

Asal Emas Monas
Menurut buku "Pendidikan Lingkungan: Budaya Jakarta 3" (Tim PLBJ SD, 2007: 66), Monas diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1961 oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Arsiteknya adalah Soedarsono dan Frederick. Monumen ini berbentuk tugu dengan puncak berbentuk lidah api, yang menjadi simbol semangat perjuangan bangsa. Lidah api ini, yang terbuat dari perunggu, dilapisi dengan emas asli. Emas tersebut berasal dari Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Desa ini terkenal dengan tambang emasnya, yang menjadi mata pencaharian utama bagi penduduk setempat. Proses penambangan masih menggunakan metode tradisional, di mana para penambang mencari batuan di gunung sekitar desa secara manual, tanpa menggunakan alat khusus.

Profil Penyumbang Terbesar Emas Monas
Meskipun emas berasal dari Bengkulu, penyumbang terbesar adalah seorang pengusaha asal Aceh bernama Teuku Markam. Dari total 38 kilogram emas yang melapisi lidah api Monas, Teuku Markam menyumbangkan 28 kilogramnya.

Teuku Markam adalah keturunan uleebalang atau kepala daerah dalam Kesultanan Aceh. Dia dikenal sebagai pengusaha sukses dan kaya raya yang dekat dengan Soekarno. Selain terlibat dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur, Teuku Markam juga mendirikan perusahaan perdagangan, PT. Markam, yang kini menjadi BUMN bernama PT. Berdikari.

Namun, pada masa Orde Baru, Teuku Markam dipenjara karena dituduh terlibat dalam gerakan PKI pada tahun 1966. Dia kemudian dibebaskan pada tahun 1972, sebelum meninggal dunia pada tahun 1985 karena komplikasi penyakit.

Jadi, walaupun emas Monas berasal dari Bengkulu, penyumbang terbesarnya adalah pengusaha kaya asal Aceh, Teuku Markam.