SITARO - Fenomena petir vulkanik yang terjadi saat ledakan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro pada Rabu 17 April 2024, menghebohkan warga Sulawesi Utara.
Peristiwa ini dianggap misterius karena kelangkaannya. Sebelum memahami petir vulkanik, penting untuk memahami dasar terbentuknya petir.
Menurut laman Science Alert, petir terbentuk di dalam awan saat campuran udara hangat dan dingin bersatu, menciptakan muatan listrik statis. National Severe Storms Laboratory (NSSL) menjelaskan bahwa saat muatan tersebut bergabung dan menumpuk, pelepasan listrik yang cepat atau petir terjadi.
Namun, petir vulkanik terjadi di dalam gumpalan abu vulkanik, tidak seperti petir biasa yang terbentuk di dalam awan dengan uap air biasa.
Penelitian terbaru dilakukan di Gunung Sakurajima, Jepang oleh tim dari Universitas Ludwig-Maximilians, Jerman, mengungkap bahwa petir vulkanik biasanya terjadi di bagian bawah awan abu.
Ketika magma bergolak di dalam tepi gunung berapi, awan abu vulkanik dialiri listrik yang akhirnya menumpuk muatan listrik seperti awan normal dan menghasilkan sambaran petir.
Temuan ini membuka pintu untuk cara baru mengukur besarnya petir dan kuantitas abu yang terlempar ke udara tanpa membahayakan para peneliti.
Meskipun penjelasan tentang munculnya petir saat letusan gunung sudah ditemukan, penelitian lebih lanjut di masa mendatang masih diperlukan untuk pemahaman yang lebih baik.