MANADO - General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi, Maya Damayanti, mengonfirmasi bahwa lebih dari 7 ribu penumpang dan 65 pesawat terkena dampak akibat semburan abu vulkanik Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
Maya menyampaikan hal ini di Manado pada hari Rabu.
Menurutnya, sebagian besar penumpang telah melakukan penjadwalan ulang dan pengembalian dana tiket ke maskapai penerbangan masing-masing untuk menangani situasi ini.
Dampak dari semburan abu vulkanik yang tebal telah memaksa Bandara Sam Ratulangi memperpanjang Notam hingga 24 jam ke depan, sejalan dengan peringatan Level 4 (awas) dari Pusat Vulkanik Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Kabut yang masih menutupi Gunung Ruang dan pantauan dari citra satelit menunjukkan adanya asap serta sebaran abu vulkanik yang bergerak ke arah barat.
Hasil koordinasi antara PT Angkasa Pura I, Otband wilayah VIII, Airnav Indonesia, BMKG, dan maskapai penerbangan menyimpulkan bahwa penutupan bandara selama 24 jam adalah langkah yang tepat.
Meskipun uji kertas menunjukkan arah angin dominan menuju barat menjauhi Manado, namun sebaran debu vulkanik yang sangat tebal masih berpotensi berbahaya bagi penerbangan.
Oleh karena itu, diperlukan waktu untuk membersihkan sisi udara bandara, termasuk landasan pacu, jalan taksi, dan apron.
Maya menyatakan bahwa tim mereka sedang melakukan pembersihan debu dengan cepat, didukung oleh Tim Damkar dari beberapa wilayah, dengan total 14 kendaraan yang digunakan.
Diharapkan dengan tindakan penyemprotan dan penyiraman di Bandara Sam Ratulangi, kondisi udara akan kembali jernih, memungkinkan operasi penerbangan untuk dilanjutkan dengan aman.