BITUNG - Dugaan konspirasi yang melibatkan mafia BBM bersubsidi di SPBU Tangkoko, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, terus mencuat.
Bahkan diduga aktivitas ilegal tersebut, turut melibatkan manager dan sejumlah oprator di SPBU dengan keuntungan yang mencapai puluhan juta sebulan.
Sebab meski tertangkap basah pengisian BBM di SPBU tersebut telah melebihi jumlah kuota harian serta memiliki list antrian kendaraan mafia BBM, namun manager SPBU berinisial A alias Agil, tetap membiarkan para mafia BBM mengatur list antrian dan mengisi BBM melebihi kuota harian.
Dari informasi yang diterima sejak 3 hari terakhir pengisian BBM jenis solar di SPBU Tangkoko ada di kisaran 250 hingga 400 liter untuk kendaraan para mafia BBM, dengan tangki modifikasi.
"Memang hal seperti ini sangat menyukitkan kami selaku supir logistik, karena sangat sulit mendapatkan BBM, apalagi pengisian di situ harus mengikuti list antrian dan diutamakan kendaraan para mafia BBM," cetus sejumlah supir
Mereka juga membeberkan para mafia BBM tersebut memang membayar lebih untuk melakukan pengisian.
"Itu mereka bayar sekitar Rp 7.200 per liternya, sedangkan harga sebenarnya Rp 6.800 artinya para oprator mengambil keuntungan sekitar Rp 400 per liter. Coba bayangkan berapa keuntungan para oprator jika di kali penjualan 8 ton? Itu berarti sekitar Rp 3,2 juta perhari. Kalau sebulan bisa mencapai Rp 96 juta dari hasil keuntungan kerjasama dengan mafia BBM," terang mereka.
Para supir pun menduga, hal ini telah diketahui oleh manager, sebab dengan keuntungan fantastis tersebut, tidak mungkin tidak diketahui oleh manager.
"Apalagi selama ini manager hanya diam dan tak pernah mengambil tindakan tegas," tandas mereka.
Sementara Manager SPBU Tangkoko Agil, saat dikonfirmasi terus berupaya menghindar dan merangkul wartawan.
Ketika dihubungi via whatsapp, Agil membujuk wartawan untuk bertemu di kantornya. "Mohon maaf bpk/ibu kalau mo konfirmasi silahkan dtng di kantor SPBU," tulisnya.